-->

Blog Elektronika

Belajar Elektronika Dasar

Monday, April 17, 2023

Komponen Dasar Elektronika

Komponen Dasar Elektronika

 


Elektronika adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan penggunaan dan kontrol arus listrik untuk menghasilkan atau memproses informasi. Dalam elektronika, ada beberapa komponen dasar yang harus dipahami oleh para pelajar atau pemula dalam bidang ini. Berikut adalah penjelasan singkat tentang komponen dasar elektronika:


Resistor

Resistor adalah komponen pasif yang berfungsi untuk membatasi arus listrik dalam suatu rangkaian. Resistor dapat ditemukan dalam berbagai nilai resistansi, mulai dari puluhan ohm hingga miliaran ohm. Resistor umumnya dibuat dari kawat atau karbon.

Kapasitor

Kapasitor adalah komponen pasif yang dapat menyimpan energi listrik dalam medan listriknya. Kapasitor umumnya terdiri dari dua pelat logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik. Kapasitor digunakan dalam rangkaian elektronik untuk menyimpan energi dan untuk memfilter sinyal.

Induktor

Induktor adalah komponen pasif yang dapat menyimpan energi listrik dalam medan magnetiknya. Induktor terdiri dari kumparan kawat yang terbungkus pada suatu inti magnetik. Induktor digunakan dalam rangkaian elektronik untuk menghasilkan medan magnetik dan untuk memfilter sinyal.

Transistor

Transistor adalah komponen aktif yang dapat mengontrol arus listrik dalam suatu rangkaian. Transistor terdiri dari tiga lapisan bahan semikonduktor yang disusun dalam satu paket. Transistor digunakan dalam rangkaian elektronik sebagai pengubah sinyal dan penguat sinyal.

Dioda

Dioda adalah komponen pasif yang memungkinkan arus listrik mengalir hanya dalam satu arah. Dioda terdiri dari dua bahan semikonduktor yang disusun bersama dalam satu paket. Dioda digunakan dalam rangkaian elektronik sebagai pengubah sinyal, penyearah (rectifier), dan stabilisator tegangan.

Kapasitor elektrolitik

Kapasitor elektrolitik adalah jenis kapasitor yang menggunakan bahan elektrolitik untuk meningkatkan kapasitansi. Kapasitor elektrolitik umumnya digunakan dalam rangkaian yang membutuhkan kapasitansi yang lebih tinggi dan juga memiliki polaritas.

Resistor potensio

Resistor potensio atau sering disebut potensio adalah resistor yang memiliki nilai resistansi yang dapat diatur secara manual dengan menggunakan sebuah pengatur yang disebut tuas potensio. Resistor potensio digunakan dalam rangkaian elektronik sebagai pengatur volume, pengatur kecerahan lampu, atau sebagai pengatur lainnya.

IC (Integrated Circuit)

IC adalah komponen elektronik yang terdiri dari beberapa komponen dasar yang terintegrasi dalam satu paket. IC digunakan dalam rangkaian elektronik sebagai pengubah sinyal, penguat sinyal, pemroses data, dan banyak lagi. IC tersedia dalam berbagai jenis, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.

LED (Light Emitting Diode)

LED adalah komponen pasif yang dapat menghasil

Elektronika dasar

Elektronika dasar



 Elektronika dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat elektron dan cara mengendalikannya. Ilmu ini penting karena hampir semua perangkat elektronik yang kita gunakan sehari-hari didasarkan pada prinsip-prinsip elektronika dasar.

Beberapa konsep dasar elektronika meliputi:

Arus Listrik

Arus listrik merupakan aliran elektron yang bergerak dari titik yang memiliki potensial yang lebih tinggi ke titik yang memiliki potensial yang lebih rendah. Satuan dari arus listrik adalah ampere (A) yang didefinisikan sebagai jumlah elektron yang melewati suatu titik dalam satu detik.

Tegangan Listrik

Tegangan listrik adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik yang menyebabkan arus listrik mengalir. Satuan dari tegangan listrik adalah volt (V) dan dapat diukur dengan menggunakan voltmeter.

Resistansi

Resistansi merupakan besaran yang menunjukkan seberapa sulit arus listrik untuk mengalir melalui suatu benda. Benda yang memiliki resistansi tinggi akan menghambat arus listrik dan sebaliknya. Satuan dari resistansi adalah ohm (Ω) dan dapat diukur dengan menggunakan ohmmeter.

Kapasitansi

Kapasitansi adalah kemampuan suatu benda untuk menyimpan muatan listrik. Benda yang memiliki kapasitansi tinggi akan dapat menyimpan muatan listrik yang lebih banyak. Satuan dari kapasitansi adalah farad (F) dan dapat diukur dengan menggunakan kapasitometer.

Induktansi

Induktansi adalah kemampuan suatu benda untuk menghasilkan medan magnetik ketika arus listrik mengalir melalui benda tersebut. Satuan dari induktansi adalah henry (H) dan dapat diukur dengan menggunakan inductometer.


Konsep-konsep di atas sangat penting dalam memahami dasar-dasar elektronika. Selain itu, elektronika dasar juga meliputi pembelajaran tentang berbagai jenis komponen elektronik seperti resistor, kapasitor, induktor, dioda, transistor, dan IC (Integrated Circuit).

Resistor digunakan untuk mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian listrik. Kapasitor digunakan untuk menyimpan dan melepas muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Induktor digunakan untuk menghasilkan medan magnetik dalam suatu rangkaian listrik. Dioda digunakan untuk mengatur arah aliran arus listrik dalam suatu rangkaian listrik. Transistor digunakan untuk mengatur arus listrik dan digunakan sebagai saklar atau amplifier dalam suatu rangkaian listrik. IC digunakan sebagai komponen utama dalam berbagai perangkat elektronik modern seperti komputer, telepon genggam, dan televisi.

Dalam elektronika dasar, juga terdapat pembelajaran tentang rangkaian listrik sederhana seperti rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik dimana komponen-komponen terhubung secara berurutan. Rangkaian paralel merupakan rangkaian listrik dimana komponen-komponen

Tuesday, June 18, 2019

Cara menganalisa kerusakan kondensator elektrolit

Cara menganalisa kerusakan kondensator elektrolit

elco

Kondensator elektrolit atau juga bisa disebut elco merupakan komponen elektronika yang mempunyai 2 kaki dan memiliki kutup positif dan negatif. fungsi kapasitor yaitu untuk menimpan arus listrik sementara. sebelum arus listrik tersebut masuk kedalam kondensator terlebih dahulu disearahkan oleh komponen dioda. kondensator mirip sekali dengan batu batrei yaitu sama-sama menyimpan tegangan listrik tetapi perbedaanya adalah kapasitansinya kondensator sangat kecil dibandingkan dengan batu batrei.


Kondensator yang masih baik yaitu ketika mampu menyimpan muatan listrik dengan baik atau sesuai dengan kapasitasnya dan mampu membuang muatan listrik sampai kosong. Hal tersebut bisa juga dikatakan charge dan Rechage pada kondensator. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka kita dapat mengetahui kondisi kondensator yang diukur.

Kali ini saya akan memberikan tutorial cara menganalisa kerusakan kondensator elektrolit. Ada 2 tahapan untuk menganalisa komponen ini yaitu tahapan pengecekan kondensator secara bentuk fisiknya dan mengecek kondensator dengan alat pengecek avometer. 2 tahapan tersebut harus kalian urutkan agar dalam menganalisanya bisa akurat.

Cara mengecek kondensator dengan melihat dari bentuk fisiknya :

  • Perhatikan bentuk kapasitor tersebut, apabila bagian atas bentuknya tidak datar atau mlembung maka bisa dipastikan rusak.
  • Perhatikan pada pembungkus kondensator, apabila mengelupas maka komponen tersebut rusak.

Baca Juga :

Cara mengecek kerusakan kondensator dengan Avometer :

  • Posisikan saklar selektor avometer 1K.
  • Tempatkan jarum yang berwarna merah ke komponen yang mempunyai kaki positif dan hitam ke kaki negatif.
  • Posisikan saklar selektor sesuai dengan ukuran kondensator, jika ukuran kondensator diatas 100 uf maka posisikan pada x10 dan jika dibawah 1uf, posisi saklar 10K.
  • Jika jarum bergerak kembali ke angka 0, maka kondensator tersebut masih bagus.
  • Jika jarum bergerak tetapi pada saat kembali tidak sampai pada posisi angka 0, maka kondensator rusak. Segera diganti yang baru.
  • Jarum bergerak mentok tetapi tidak kembali ke angka 0, maka kondensator tersebut rusak.

Sunday, June 16, 2019

Fungsi Flux Solder

Fungsi Flux Solder



Dalam menyolder kita sering memerlukan flux solder, kegunaan dari flux solder adalah untuk memudahkan timah menempel ke kaki-kaki komponen yang di solder. Olesan flux solder berfungsi untuk mencegah oksidasi pada waktu rangkaian yang disolder dipanasi.

Lapisan oksidasi menghalangi timah solder membasahi permukaan benda yang disolder, akibatnya sambungan solder tidak menempel. Sedangkan ketegangan permukaan yang lebih rendah akan memudahkan timah solder cair untuk mengalir membasahi permukaan benda yang disolder. akibat lain dari kesalahan penggunaan flux adalah timah solder cair lengket dan tertarik oleh ujung alat solder, sehingga sambungan solder tidak rata dan berujung runcing

menyolder tidak hanya masalah teknik, tetapi timah dengan intensitas tinggi, kuat untuk menempel banyak komponen dan partikel dengan kokoh sangat menentukan hasilnya. timah berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi dan tidak merasuk kulit anda untuk pemakaian yang singkat.

flux berperan penting dalam proses penyolderan, dengan menggunakan flux maka solderan kita akan menempel dengan sempurna.


Jenis-Jenis Flux

Flux, berdasarkan jenisnya, dapat digolongkan kedalam dua kategori, yaitu rosin dan senyawa asam (acid). Rosin terbuat dari getah pohon pinus atau konifer yang telah dibersihkan dan diolah. Flux senyawa asam haruslah dicuci bersih setelah proses penyolderan. Jika tidak, sisa flux yang tertinggal dan bersifat korosif akan merusak sambungan solder, kaki komponen dan permukaan papan cetak. Flux jenis ini juga bersifat menarik uap air dari udara sekitar (hygroscopic) dan jika dibiarkan akan menyebabkan arus pendek pada rangkaian elektronika.

Rosin, disisi lain, hanya aktif bekerja saat dipanaskan dengan alat solder. Setelah proses penyolderan selesai, flux rosin yang telah dingin kembali menjadi tidak aktif, tidak konduktif dan tidak korosif, sehingga dapat dibiarkan tinggal dipermukaan sambungan solder dan papan cetak tanpa perlu dicuci (no-clean flux). Selain flux rosin alami yang berasal dari getah pohon pinus, juga terdapat flux rosin buatan (synthetic rosin) dengan karakteristik menyerupai flux rosin alami.

Flux juga dapat dikategorikan berdasarkan tingkat keaktifannya, yaitu tidak aktif (inactive), aktif ringan (mildly active), aktif (active) dan sangat aktif (highly active). Flux tidak aktif hanya mencegah terbentuknya lapisan oksidasi baru saat sedang disolder. Sedangkan flux lainnya, selain mencegah, juga dapat membersihkan lapisan oksidasi yang telah terbentuk. Flux yang lebih aktif mampu membersihkan lapisan oksidasi yang lebih tebal dan noda-noda lain. Akan tetapi karena bersifat lebih korosif, flux jenis ini harus dibersihkan setelah proses penyolderan.

Kaki-kaki komponen elektronika yang baru lazimnya telah dilapisi dengan timah solder (tinned) dan dalam keadaan bersih. Oleh sebab itu, tidak diperlukan flux yang terlalu aktif. Flux yang tepat untuk digunakan dibidang elektronika adalah jenis rosin atau rosin sintetik aktif ringan yang tidak perlu dibersihkan (no-clean flux).


Flux Tambahan

Timah solder, terutama yang digunakan dibidang elektronika, sudah mengandung flux yang diisikan kedalam sejumlah saluran ditengah-tengah kawat timah solder (multi-core). Jumlah flux yang terkandung di dalam timah solder jenis ini biasanya berkisar diantara 1% – 4%, tergantung kepada jenis flux-nya. Jumlah saluran yang lebih dari satu ditujukan untuk memperbaiki dan meratakan penyebaran flux keseluruh permukaan benda yang disolder.

Flux tambahan juga tersedia dipasaran dan dapat dipakai jika benda yang disolder terlalu kotor dan timah solder cair gagal menempel. Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk menggunakan flux tambahan, usahakan terlebih dahulu untuk membersihkan permukaan benda yang kotor dengan menggunakan sabut nilon atau ampelas yang sangat halus. Jika penggunaan flux tambahan tidak bisa dihindarkan, pastikan sisa-sisa flux dibersihkan setelah proses penyolderan.


Saturday, June 15, 2019

Bagaimana Cara kerja Transistor

Bagaimana Cara kerja Transistor



Bagaimana Cara kerja Transistor - Apabila terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka tidak akan ada arus yang mengalir atau semua arus akan nol. Sebagaimana terjadi pada persambungan dioda, pada persambungan Emitor dan Basis serta pada persambungan Basis dan Kolektor terdapat daerah pengosongan. Tegangan penghalang (barrier potensial) pada masing-masing persambungan dapat dilihat pada gambar dibawah. Penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis PNP Bila NPN maka semua polaritasnya adalah sebaliknya )

cara kerja transistor
Gambar Diagram potensial pada transistor tanpa bias


Pada gambar diatas terdapat perbedaan potensial antara kaki emitor dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan kolektor. Arus rekombinasi hole-elektron tidak mengalir karena potensial ini berlawanan dengan muatan pembawa pada masing-masing bahan tipe P dan N. Sehingga pada saat transistor tidak diberi tegangan bias, maka arus tidak akan mengalir.

Selanjutnya apabila antara terminal Emitor Positif dan Basis Negatif diberi tegangan bias maju serta antara terminal basis Positif dan kolektor Negatif diberi bias mundur, maka transistor disebut mendapat bias aktif. Setelah transistor diberi tegangan bias aktif, maka daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor menjadi semakin melebar karena mendapat bias mundur.

cara kerja transistor
Gambar Transistor dengan tegangan bias aktif


Pemberian tegangan bias seperti ini menjadikan kerja transistor berbeda sama sekai bila dibandingkan dengan dua dioda yang disusun berbalikan, meskipun sebenarnya struktur transistor mirip seperti dua dioda yang disusun berbalikan. Jika transistor mengikuti prinsip kerja dua dioda maka dioda emitor-basis yang mendapat bias maju akan mengalirkan arus dari emitor kebasis dengan cukup besar. Sedangkan dioda Basis-Kolektor yang mendapat bias mundur praktis tidak mengalir arus. Dengan demikian terminal emitor dan basis akan mengalir arus yang besar dan terminal kolektor tidak mengalir arus.

Yang terjadi pada transistor tidaklah demikian. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu : ukuran fisik basis yang sangat sempit atau kecil dan tingkat doping basis yang sangat rendah. Oleh karena itu kondutivitas basis sangat rendah atau dengan kata lain jumlah pembawa mayoritasnya ( dalam hal ini adalah elektron) sangatlah sedikit dibandingkan dengan pembawa mayoritas emitor ( dalam hal ini adalah hole). Sehingga jumlah hole yang berdifusi ke basis sangat sedikit dan sebagaian besar tertarik ke kolektor dimana pada kaki kolektor ini terdapat tegangan negatif yang relatif besar.

Lebih jelasnya lihat pada gambar dibawah tentang cara kerja transistor



cara kerja transistor
Gambar Diagram potensial transistor dengan bias aktif

Tegangan bias maju yang diberikan pada dioda emitor ( VEB ) akan mengurangi potensial penghalang Vo, sehingga pembawa muatan mayoritas pada emitor akan mudah untuk berkombinasi ke basis. Namun karena kondiktivitas basis yang rendah dan tipisnya basis, maka sebagian besar pembawa muatan akan tertarik ke kolektor. Disamping itu juga dikuatkan oleh adanya beda potensial pada basis-kolektor yang semakin tinggi sebagai akibat penerapan bias mundur VCB.

Dengan demikian arus dari emitor ( IE ) sebagian kecil dilewatkan ke basis ( IB ) dan sebagian besar lainnya diteruskan ke kolektor ( IC ). Sesuai dengan hukun Kirchhoff maka diperoleh persamaan yang sangat penting yaitu :

IE = IC + IB

Karena besarnya arus IC kira-kira 0,90 sampai 0,998 dari arus IE. Disamping ketiga macam arus tersebut yang pada dasarnya adalah disebabkan karena aliran pembawa mayoritas, di dalam transistor sebenarnya masih terdapat aliran arus lagi yang relatif sangat kecil yakni yang disebabkan oleh pembawa minoritas. Arus ini sering disebut dengan arus bocor ( arus kolektor-basis dengan emitor terbuka ). Namun dalam berbagai analisa praktis arus ini sering diabaikan.

Baca Juga :

Seperti halnya pada dioda, bahwa dalam persambungan PN yang diberi bias mundur mengalir arus bocor Is karena pembawa minoritas. Demikian juga dalam transistor dimana persambungan kolektor-basis yang diberi bias mundur VCB akan mengalir arus bocor ( ICBO). Arus bocor ini sangat peka terhadap temperatur, yakni akan naik dua kali untuk setiap kenaikan temperatu 10 derajat celcius.

cara kerja transistor
Gambar Diagran aliran arus dalam transistor

Dari gambar diatas terlihat bahwa arus kolektor merupakan penjumlahan dari arus pembawa mayoritas dan arus pembawa minoritas, yaitu IC = IC Mayoritas + ICBO Minoritas.


Thursday, June 13, 2019

Cara menghitung  resistor 5 Warna dengan mudah

Cara menghitung resistor 5 Warna dengan mudah

Resistor adalah komponen yang mempunyai fungsi menahan arus masuk. resistor yang mempunyai lima gelang warna lebih akurat dalam penghitungannya dibanding resistor yang mempunyai empat dan enam gelang warna karena terdapat nilai yang signifikan. Gelang warna pada resistor digunakan untuk menentukan ukuran resistansi.

pada setiap gelang warna resistor terdiri dari : warna 1, 2, 3 menunjukkan koefisien nilai, warna 4 sebagai penggali/multiplier, dan warna 5 sebagai ambang batas toleransi.

untuk mengetahui tabel gelang warna di bawah ini sudah saya cantumkan


Dibawah ini adalah cara menghitung nilai komponen resistor 5 warna :


Keterangan :

  • Pada gelang ke 1 sampai ke 2 masukkan angka yang sesuai dengan kode warna yang sesuaikan dengan posisi kode warnanya. 
  • Gelang ke 4 masukka jumlah nol dari posisi kode warnanya.
  • Gelang ke 5 meripakan nilai toleransi pada Komponen Resistor.
Baca Juga :

Untuk mempermudah dalam menghiting nilai komponen resistor pertama kali yang harus anda lakukan adalah menghafal nilai pada gelang warna resistor. Agar mudah menghafalnya saya biasanya memakai singkatan seperti berikut ini :

HI CO ME O KU JA BI U A P

HI = hitam
CO = coklat
ME = merah
O = oranye
KU = kuning
JA = hijau
BI = biru
U = ungu
A = abu-abu
P = putih

Hafalkan kata-kata di atas kalau sudah hafal fokus ke perhitungannya. Sekian dari saya semoga artikel ini bermanfaat. ^_^